ketika hati berbalut duka, dada sesak membiru
ketika air mata berurai, batin menjerit luka
kamu memang selalu ada
kamu tak pernah beranjak
tetapi mengapa kamu tak merasa apa yang aku rasa
mengapa kamu diam menatapku saja
dan ketika aku mencoba berlari darimu
sekarang kamu malah bertanya
kenapa menghindari aku
dan
kamu menjerit " AKU TELAH BERUBAH "
ketika aku jatuh
dimanakah kamu...??


 
langit malam sepi dan suram
angin sunyi berhembus menusuk tulang
aku yang masih bertahan
menahan diri untuk tak menyerah
terpaku dan kaku
tangisku telah berhenti
tak ada isak sekalipun
aku tetap bertahan dan memang harus
kesunyian hanyalah sepenggal ilusi
tak kan aku terhanyut


 
ingin aku datang kesana
jauh diatas
langkahku telah kumulai
meski melawan arus
terjal dan mendaki
aku ingin kesana
ketempat yang sebenarnya sulit aku jangkau
tetapi aku harus bisa
hati ku yakin
mungkin akan lama
dan
sangat-sangat lama


 
pagi yang muram
matahari tampaknya sedang bermalas-malasan
hanya mengintip tanpa berniat keluar
suasana yang tidak menyenangkan
membuat otak yang sudah penuh ini
menjadi makin lemot saja panasnya
mau berbaring dan memejamkan mata sekejab saja
tetapi rasa tak nyaman mengalir
sungguh bukan hari yang menyenangkan


 
hingar bingar penuh gempita
tawa dan canda menghias bibir banyak manusia
apa kah hiasan bibir itu tulus dari lubuk hati
atau hanya sekedar untuk menarik bibir agar menjadi lebih lebar saja
ketika pesta telah usai
otak berputar-putar lagi
memikirkan bagaimana harus hidup esok hari
akan kah bisa bertahan
tak ada yang tahu
jadi....
untuk apa kita berpesta
untuk apa kita tertawa lepas
kalau beban itu sebenarnya masih kita pikul dipundak kita
mengapa kita tak duduk diam dan merenung
memikirkan kembali apa yang telah kita lalui dan perbuat
dan....
memikirkan apa yang akan kita lakukan di depan

awal hari berhias mendung
bukan awal yang indah
tapi raga siap merentas penat
memulai hari-hari tak jelas dihadapan
angan mengembara liar, melambungkan asa
harapan selalu yang terbaik ada dihadapan
tetapi jalan tak lah selalu mulus dan lurus
meski tetesan darah mengalir deras
pantang aku untuk mundur
meski harus merayap tanpa tenaga pun
aku tak kan surut
diam dan mati