bilur luka itu masih nyata
perih menghentak jiwa
terdiam ku dalam tangis yang menyesakkan
langkahku terhenti
tak mampu lagi ku ayun kaki menuju ujung
terpaku nanar mata menatap
bisu mulut bukan karena terkunci
tetapi baris huruf telah habis di akhir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar